INIKAH CARAMU MENCINTAIKU?

1 Desember 2009 alamlinda

Jam dinding berdentang sepuluh kali mengingatkan bahwa malam semakin larut. Kulipat mukena dan kurapikan rambut dengan jemariku. Sementara hujan belum juga reda, kuayunkan langkah ke kamar tidur anakku. Kupandangi mereka yang tertidur pulas,..ah damai sekali memandangi wajah2 yang tak berdosa itu. Sambil kuusap rambutnya, kuciumi keningnya satu persatu.

Tak terasa, tiga tahun sudah berlalu, bahagia rasanya bisa membesarkan mereka seorang diri. Sekalipun tidak berkelimpahan seperti keluarga yang lain, aku bersyukur Tuhan selalu menjaga aku dan anak2ku, dan memberikan kelapangan rizki.

Tiba2 bayangan masa lalu itu kembali hadir di pelupuk mataku,..anganku begitu kuat dan akupun tak kuasa menghindar. Tentang caranya menyakiti, meninggalkan aku dan anak2ku lalu menghilang entah kemana. Ah,..kenapa aku tak pernah bisa melupakannya?

Ingatanku kembali pada 3 thn yang lalu, saat itu dia begitu gugupnya menggenggam tanganku sambil berkata,

“Alin,..aku mencintaimu diatas segalanya dan tak akan pernah ada wanita lain yang kucintai seperti aku mencintaimu. Kamu adalah wanita terbaik yang pernah hadir dalam hidupku. Kamu adalah kebahagiaanku, wanita yang selalu membuat aku merasa nyaman. Maafku aku Lin,…entah mengapa aku bisa tertarik pada wanita lain?..dan saat ini aku begitu merindukan dia. Rasa ini seperti mengalir begitu saja hingga aku tak kuasa membendungnya. Tolong antar aku kerumahnya ,..aku ingin menemuinya sekarang juga untuk memastikan bahwa keadaannya baik2 saja. Hanya kamu yang bisa mengerti aku Lin,..” .

Duniaku bagaikan runtuh,..inikah caramu mencintaiku? rasanya aku tak punya bumi sebagai tempatku berpijak. Tubuhku terasa ringan. Tapi aku masih berusaha mengerti dia,…suami yang amat menyayangiku. Kubiarkan dia menemuinya, untuk melepaskan rasa rindunya.

Pada kesempatan yang lain dia berkata..
” Alin,..maaf aku tak bisa pulang malam ini,..aku mau checkin di hotel dengan dia.

Tolong jaga anak2 kita,..aku sayang kalian semua..”.

Belum sempat aku bicara,..suamiku telah menutup teleponnya,..dan selanjutnya,..aku tak bisa menghubunginya lagi. Dua hari kemudian dia pulang dan menceritakan semua aktifitasnya selama tinggal di hotel bersama perempuan itu. Aku melihat binar2 kebahagiaan di matanya saat menyebut nama perempuan itu. Akupun tak bisa bicara dan mencoba menjadi pendengar yang baik atas curahan hati suamiku.

” Alin,..aku sayang kamu, hanya kamu yang bisa memahami aku”.

Dengan perasaan tak menentu, aku masih membereskan pakaiannya, dan menyiapkan makan malam untuknya. Sambil aku temani,…dengan bangganya dia menceritakan tentang wanita itu. Kulihat suamiku begitu antusias,…aku merasa bahwa dia mencintai perempuan itu. Aku tersentak dari lamunanku sendiri saat dia membelai rambutku sambil berkata,

” Kamu tetap yang terbaik Lin, cintaku padamu tak akan pernah habis…”.

Kepalaku terasa berputar dan akupun tersungkur di kursi tepat disampingku. Tuhan,..Inikah cara dia mencintaiku?

Aku terdiam,..menyadari bahwa yang kuhadapi ini bukan mimpi, melainkan benar2 kenyataan yang harus aku hadapi. Kenyataan bahwa akhirnya suamiku jarang pulang apalagi memberikan nafkah untuk aku dan anak2ku. Sampai akhirnya aku memilih menunggu kedatangannya setelah beberapa hari tak ada kabar darinya. Hari ke tujuh teleponkupun berdering,

” Alin,..maafkan aku baru bisa pulang Minggu depan,..aku tinggal dengannya di luar kota,..kasihan dia, anaknya sedang sakit,..”.

Tanpa menanyakan khabar anak2 dia pun menutup telpon. Aku tak sanggup lagi menahan air mataku,..kupandangi anakku yang sedang terkapar di tempat tidur karena sakit, dan selalu menanyakan ayahnya. Selanjutnya, aku tak bisa menghubunginya lagi. Bagaimana bisa seorang ayah tak peduli terhadap anaknya sendiri?  bahkan saat anaknya terbaring merindukannya? Inikah caramu mencintaiku?

Dua tahun berikutnya….

Kudengar suaranya diujung telepon genggamku,.
” Alin, tolong aku….aku ingin bertemu anak2 dan aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku menyayangi kalian, tapi kamu tahu kan, bahwa sekarang ini aku bukan siapa2? bahkan buat hidupku sendiripun aku susah “.

Aku tahu apa maksud pembicaraanya,..bahwa dia tak punya uang sepeserpun untuk datang menemui aku dan anak2nya. Setengah tak percaya aku sangat bahagia mendengar keinginannya. Esoknya aku atur keberangkatannya menuju kota tempat tinggalku.

Aku menyambut kedatangannya dengan senyum. Kulihat tubuhnya semakin kurus tak terawat. Suamiku tak lagi seperti dulu ketika aku masih bersamanya.

” Alin, maafkan aku sudah membuatmu terluka, kamulah satu satunya yang terbaik,..terimakasih atas kesabaran dan kebesaran hatimu yang telah memaafkan aku “. Terima kasih sudah membesarkan anak2ku dengan baik “.

Pelukannya begitu erat seakan akan dia telah menyesali perbuatannya.
Kulihat airmata menetes di pipinya dan segera kuhapus dengan tanganku,.. rasanya begitu lapang aku memaafkannya dan menerima dia kembali. Kudekati anak2ku yang sepertinya tidak lagi mengenal ayahnya,…kuarahkan mereka untuk menciumnya dan merekapun saling memeluk erat. Kerinduan anak2ku terhadap sosok ayahnya akhirnya terpenuhi sudah.

Satu bulan kemudian….

Aku terjaga dari tidurku dan tak kudapati dirinya di kamarnya. Aku mulai bertanya2 dalam hati dan mencoba menguasai perasaanku yang penuh tanda tanya. Ketika esok paginya dia muncul di depanku,

” Alin, mulai hari ini aku tak bisa tinggal di rumah ini lagi karena dia datang dengan anakku,.. maafkan aku Lin, aku tak mungkin meninggalkan dia dan bayiku. Aku yakin kamu bisa menjaga dirimu sendiri dan anak2 kita. Aku sayang kamu Lin..”.

Tubuhku bergetar mendengar pengakuannya. Suamiku yang katanya sangat mencintai aku tanpa sepengetahuaanku ternyata telah mempunyai anak dengan perempuan lain? Betapa bodohnya aku. Selama ini aku begitu yakin bahwa dia telah menyadari kesalahannya dan berniat kembali. Inikah caramu mencintaiku? Kenyataan ini memang sangat berat, tapi aku tak bisa menghindar karena hidupkupun harus tetap berjalan.

Kini aku tak lagi bisa menjadi wanita yang selalu bisa memahaminya. Caranya mencintaiku hanya akan selalu membuat aku terluka.

Maafkan aku,……aku bukan lagi wanita seperti yang kau inginkan. Aku bukan lagi wanita yang selalu membuatmu nyaman, yang selalu mendengar saat kamu menceritakan perempuan lain, wanita yang selalu memahami dirimu, yang bersedia mengantarmu saat kau merindukannya, bukan lagi wanita yang selalu diam saat melihatmu bermesraan dengan perempuan lain , yang selalu ada saat kau terluka, dan bukan lagi wanita yang sabar menantimu kembali.

Luka inipun masih menganga, dan aku tak ingin semakin dalam. Tolong… simpan rasa cintamu untukku dengan caramu dan jangan pernah kau ucapkan lagi,.. karena akupun tak tahu lagi bagaimana caraku mencintaimu. Aku tak sanggup lagi membawamu kembali dan menjauh darinya,…sebesar apapun cintamu padaku.

Biarlah rasamu menjadi bagian terindah yang pernah singgah walaupun hanya sesaat,  dan tak sedalam luka  yang pernah kau torehkan. Aku akan mengenangmu sebagai bagian yang pernah ada dalam hidupku.

Tuhan,…hanya engkaulah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tunjukkanlah yang terbaik bagiku.(**from someone**)

Entry Filed under: Uncategorized

4 Comments Add your own

  • 1. Kayanbudi  |  3 Januari 2010 pukul 11:34 am

    weleeh..weeleeeh…melow banget nih cerita, take it or leave it just it…

    • 2. alamlinda  |  3 Januari 2010 pukul 11:40 am

      ok,….thanks commentnya ya…

  • 3. Arief  |  7 Mei 2010 pukul 5:29 pm

    The Carpenters sang a song ” A good love song is written with a broken heart..” Though it is hard for you, but I’m sure you have the strength and a tough heart to continue your life. Keep on moving forward for the sake of your 3 kids. Let them grow with pride and dignity, so that one day they will say “Thank you Mom for being a great mother for us”. Cheers.

    • 4. alamlinda  |  8 Mei 2010 pukul 12:20 am

      Thanks so much for the great comment,….really appreciated.


Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to comments via RSS Feed

Jumlah Pengunjung

Tulisan Teratas

What’s day today?

Desember 2009
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

What’s in my mind

Last Comment

alamlinda pada BILA TAK BISA MEMILIKI
nur faqih pada BILA TAK BISA MEMILIKI
alamlinda pada BILA TAK BISA MEMILIKI
bali travel agent pada BILA TAK BISA MEMILIKI
alamlinda pada BILA TAK BISA MEMILIKI
alamlinda pada BILA TAK BISA MEMILIKI
Arief pada BILA TAK BISA MEMILIKI
alamlinda pada Cara Ampuh Bangkit dari Patah…
Arief pada Cara Ampuh Bangkit dari Patah…
alamlinda pada INIKAH CARAMU MENCINTAIKU?

Halaman

Tulisan Terakhir